Manajemen proyek agilitas adalah istilah umum untuk metode pengembangan yang menggunakan pendekatan inkremental dan iteratif. Meskipun berasal dari pengembangan perangkat lunak, dan pada prinsipnya masih ditemukan pada lingkungan tersebut, prinsip-prinsip dapat juga diterapkan pada disiplin lain.
Ada bermacam agilitas yang dapat disatukan oleh karakteristik kunci tertentu:
- Pengembangan iterasi singkat yang dikenal sebagai sprint.
- Kerjasama yang sangat erat antara pengembang dan pemangku kepentingan.
- Reprioritasi pekerjaan yang sering.
- Pendekatan cepat dan fleksibel untuk mengatasi perubahan ruang lingkup.
Berbagai teknik yang telah berevolusi untuk mendukung karakteristik ini adalah seperti timebox untuk penjadwalan, MoSCoW untuk prioritas pekerjaan dan burn down chart untuk pelaporan kemajuan.
Satu cara yang sangat sederhana untuk memahami perbedaan antara bentuk pengembangan agilitas dengan pengembangan yang lebih tradisional adalah hubungan mereka dengan triple constraint.
Dalam proyek-proyek tradisional, penekanannya adalah pada ruang lingkup. Dalam proses identifikasi dan proses definisi, manajemen persyaratan dan fungsi pengembangan solusi memainkan peranan utama. Perencanaan kemudian mencapai waktu dan biaya dari ruang lingkup.
Dalam proyek agilitas, penekanannya pada waktu dan biaya. Lingkup berasal dari hal ini sehingga perencanaan akan berkaitan dengan ruang lingkup apa yang dapat disampaikan dalam batasan waktu dan biaya. Proses identifikasi dan definisi akan berkurang dan lebih berfokus pada fungsi dan fitur yang luas daripada detail tentang apa yang akan memberikan fungsi dan fitur tersebut. Detailnya akan menjadi prototipe selama proses pengiriman dan diselesaikan melalui kerjasama erat antara pemangku kepentingan dan pengembang.
Salah satu kerangka kerja pengembangan yang paling umum untuk proyek agilitas adalah scrum.
Terima kasih Valentinus Pramana untuk terjemahannya pada halaman ini.
